Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Malaysia sepakat untuk berkolaborasi dalam upaya pengembangan industri otomotif yang kompetitif di...
Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Malaysia sepakat untuk berkolaborasi dalam upaya pengembangan industri otomotif yang kompetitif di pasar ASEAN.
Upaya ini sekaligus memperdalam struktur manufaktur dan melengkapi kebutuhan komponen di kedua negara.
Langkah sinergi kedua negara tersebut ditandai melalui pertukaran Memorandum of Agreement (MoA) antara Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas dengan CEO Malaysia Automotive Institute (MAI) Dato Mohamad Madani Sahari.
Pertukaran MoA itu disaksikan oleh Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia Darell Leiking dan Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), I Gusti Putu Suryawirawan
"Indonesia bersama Malaysia ingin menjadi pelopor di ASEAN, karena kita menyadari bahwa ASEAN merupakan satu kekuatan ekonomi yang cukup besar," ujar Direktur Jenderal KPAII Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (11/8/2018).
Dia menyebutkan, kerja sama yang akan dilakukan meliputi pengembangan kompetensi sumber daya manusia, penguatan rantai pasok, peningkatan daya saing industri komponen serta melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D).
Menurut Putu, Indonesia dan Malaysia memliki kekuatan bersama dengan tersedianya jumlah 2.000 industri komponen. Kedua negara telah siap menghasilkan produk bernilai tambah tinggi guna mendukung industri otomotif seusai tren global dan selera konsumen saat ini.
"Jadi, diharapkan nantinya, membuat komponen bersama yang kritikal dan nonkritikal untuk diproduksi dan dipasarkan di ASEAN," kata dia.
Diharapkan Ada Perluasan Pasar
Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia Darell Leiking menyampaikan, gagasan mobil ASEAN disampaikan oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Melalui kerja sama institut otomotif kedua negara, diharapkan ada perluasan pasar bagi vendor-vendor kedua negara.
"Hasil dari kerja sama ini ditindaklanjuti menjadi sesuatu yang terukur," tutur dia.
Sementara itu, CEO MAI Dato Mohamad Madani Sahari menyatakan, kedua belah pihak akan mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang bisa melakukan kerja sama dan didorong untuk memproduksi komponen untuk kendaraan internal combustion engine (ICE).
Kemudian melakukan riset bersama untuk mempelajari semua teknologi baru, seperti kendaraan listrik atau hybrid.
"Hasil riset itu bisa digunakan oleh perusahaan yang ikut joint venture dengan didukung pula pada pengembangan SDM dan supply chain untuk perusahaan joint venture tersebut,” tutur dia.
Madani meyakini, kemampuan industri komponen kedua negara sudah mencapai 90 persen.
"Kami juga ingin adanya kerja sama mengenai biofuel karena sawit merupakan komoditas penting untuk kedua negara. Tidak menutup kemungkinan kerja sama dilakukan dengan negara ASEAN lain seperti Thailand atau Filipina. Diharapkan joint venture ini dapat memproduksi kendaraan sendiri," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
from Liputan6 RSS https://ift.tt/2OtbnxY
COMMENTS